Rupiah Tengah Menguat di 15.423, Arah Selanjutnya Ditentukan IHK AS
- Rupiah Indonesia tengah bergerak menguat di 15.423 melawan Dolar AS yang melemah.
- Debat perdana Trump versus Harris tidak banyak berpengaruh pada pasar keuangan.
- Indeks Harga Konsumen (IHK) AS diharapkan memberikan dorongan lebih lanjut pada USD/IDR.
Para pembeli Rupiah Indonesia (IDR) berhasil membawa mata uang ini menguat, dengan pagi ini di sesi Asia, IDR tengah diperdagangkan di 15.423. Pelemahan USD/IDR terseret oleh Dolar AS yang menghentikan penguatannya yang telah berlangsung sejak tiga hari lalu.
Laporan penjualan ritel untuk bulan Juli 2023 yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) kemarin, menunjukkan sektor ritel telah stabil selama tiga bulan berturut-turut. Data ini secara tahunan (year-on-year) meningkat sebesar 4,5%, jauh di atas tingkat sebelumnya yang tercatat di 2,7%. Namun data bulanan (month-on-month) mengalami kontraksi ke tingkat 7,2% karena adanya normalisasi aktivitas ekonomi pasca hari raya Idul Adha.
Selain itu, BI memprakirakan penjualan ritel pada bulan Agustus meningkat karena didukung oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2024 yang diprakirakan mencapai 215,9 atau tumbuh 5,8% (yoy). Secara bulanan, sektor ini diprakirakan meningkat 1,6% (mom).
Pagi ini, Indeks Dolar AS (DXY) berbalik ke sisi bawah karena kurangnya momentum setelah menyentuh tertinggi kemarin di 101,76. Indeks ini tengah bergerak lebih rendah di sekitar 101,47.
Di National Constitution Center, Philadelphia Amerika Serikat (AS) debat perdana Presiden AS antara Donald Trump melawan Kamala Harris tengah berlangsung. Kedua kandidat ini saling serang terkait kebijakan ekonomi di negara Paman Sam tersebut. Debat ini tampaknya tidak terlalu memengaruhi pergerakan pasar keuangan sejauh ini.
Fokus pasar tetap tertuju pada ukuran pemangkasan suku bunga The Fed tanggal 18-19 September. Menurut mayoritas ekonom dalam jajak pendapat Reuters, hanya sembilan dari 101 yang memprakirakan penurunan setengah poin persentase, sementara 92 lainnya memprakirakan pemangkasan sebesar 25 basis poin.
Rilis laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang dirilis malam ini, akan dicermati untuk mendapatkan petunjuk mengenai pemangkasan suku bunga The Fed. Pasar mengharapkan IHK tahunan melemah ke 2,6% dari 2,9% pada periode sebelumnya dan data bulanan diproyeksikan tetap stabil di 0,2%. Data ini dapat memberikan dorongan lebih jauh pada pasangan mata uang USD/IDR.
Indikator Ekonomi
Indeks Harga Konsumen (Thn/Thn)
Kecenderungan inflasi atau deflasi diukur dengan menjumlahkan harga sekeranjang barang dan jasa secara berkala dan menyajikan datanya sebagai Indeks Harga Konsumen (IHK). Data IHK dikumpulkan setiap bulan dan dirilis oleh Departemen Statistik Tenaga Kerja AS. Laporan bulanan ini membandingkan harga barang-barang pada bulan referensi dengan bulan sebelumnya. IHK Tidak termasuk Makanan & Energi tidak menyertakan komponen makanan dan energi yang lebih fluktuatif untuk memberikan pengukuran tekanan harga yang lebih akurat. Secara umum, angka yang tinggi dipandang sebagai bullish bagi Dolar AS (USD), sedangkan angka yang rendah dianggap sebagai bearish.
Baca lebih lanjutRilis berikutnya Rab Sep 11, 2024 12:30 GMT (19:30 WIB)
Frekuensi: Bulanan
Konsensus: 2,6%
Sebelumnya: 2,9%
Sumber: US Bureau of Labor Statistics
Federal Reserve AS memiliki mandat ganda untuk menjaga stabilitas harga dan memaksimalkan lapangan kerja. Berdasarkan mandat tersebut, inflasi harus berada pada kisaran 2% YoY dan telah menjadi pilar terlemah dari arahan bank sentral sejak dunia mengalami pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini. Tekanan harga terus meningkat di tengah permasalahan dan kemacetan rantai pasokan, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) berada pada level tertinggi dalam beberapa dekade. The Fed telah mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan inflasi dan diprakirakan akan mempertahankan sikap agresif di masa mendatang.