Back

HSG Mencatatkan Kenaikan Mingguan 1,51%, Meraih Tertinggi Baru Mei 2025 di 7.223,25

  • IHSG menunjukkan kenaikan selama dua minggu berturut-turut.
  • Uang Beredar (M2) Indonesia tumbuh 5,2%.
  • Emas Antam diprakirakan kembali naik jika XAU/USD mempertahankan kenaikan lebih dari 1,5%-nya hari ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia menutup hari perdagangan pekan ini di 7.214,16, naik 0,66%. Indeks kembali dibuka dengan gap atas di 7.206,35, meskipun kemudian turun ke terendah hari 7.177,24. Namun demikian, indeks memangkas penurunan tersebut beberapa jam setelahnya. Dalam basis mingguan, IHSG menunjukkan enam kenaikan dari tujuh minggu terakhir. Kenaikan tersebut mengindikasikan pemulihan mengesankan dari terendah 2025 yang ditorehkan di 5.882,60 pada 8 April.

Indeks-indeks saham Indonesia sebagian besar ditutup hijau meskipun moderat di bawah 1%. Jakarta Islamic Index (JII) menunjukkan kenaikan 1,04% hari ini, selangkah lebih dekat menuju memulihkan penurunan di tahun berjalan. Kinerja saham-saham yang mengesankan juga diimbangi oleh penurunan saham lainnya dalam JII. TPIA menjadi top gainer yang naik 10,76% dan diikuti oleh ANTM yang menguat 5,74%.

Uang Beredar Mencatatkan Pertumbuhan 5,2%

Sebelumnya hari ini, Bank Indonesia merilis data likuiditas perekonomian atau uang beredar. Uang Beredar (M2) April 2025 menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,2% pada basis tahunan menjadi Rp9.390 triliun, angka ini lebih rendah dari pertumbuhan sebelumnya yaitu 6,1%. Pertumbuhan pada April tahun ini didorong oleh pertmbuhan penyaluran kredit sebesar 8,5% (YoY). Pasar tampaknya mengabaikan pertumbuhan uang beredar lebih rendah dari sebelumnya karena IHSG merayap naik dan mempertahankan posisi menuju tertinggi hari pasca rilis data.

IHSG akan menghadapi pekan depan tanpa rilis data ekonomi dan pekan yang dipersingkat karena akan ada hari libur Kenaikan Yesus Kristus pada hari Kamis dan cuti bersama pada hari Jumat. Dengan demikian, pasar akan aktif hanya tiga hari.

Rupiah diperdagangkan di 16.214 terhadap Dolar AS, menguat 0,67% sejauh hari ini. Mata uang Indonesia terus menguat selama tujuh hari perdagangan berturut-turut, melanjutkan penguatan setelah sempat mencatatkan level terlemah di atas 16.900 pada 9 April. Penguatan Rupiah ini mendapat dorongan dari pelemahan mata uang Amerika Serikat. DXY, yang mengukur Dolar AS terhadap enam mata uang utama, kembali melemah tepat di bawah 100 setelah berjuang mempertahankan level tersebut. DXY terus melemah setelah Moody's menurunkan peringkat kredit utang AS pada akhir pekan lalu.

Emas Antam Turun tapi Pertahankan Rp1.900.000

Emas Antam dengan berat 1 gram dijual dengan harga Rp1.910.000, turun Rp13.000 dari Rp1.923.000 kemarin. Penurunan Emas Antam menyusul penurunan 0,61% pada XAU/USD di hari Kamis. Namun demikian, pasangan XAU/USD diperdagangkan di area $3.341 per ons troy, naik 1,40% sejauh hari ini. Kenaikan XAU/USD terjadi di tengah diloloskannya RUU belanja Trump di DPR dan menuju Senat. Pasar tampak tidak berkenan dengan RUU ini karena penerapan UU ini diprakirakan bisa menambah utang AS. Di tambah penurunan peringkat utang yang disebutkan di atas membuat investor menjauhi aset-aset AS dan memilih Emas di antara yang lainnya. Emas (XAU/USD) menjadi aset yang mudah dipilih ketika sentiment memburuk atau dalam kondisi ketidakpasian.

IHSG Ditutup di Atas SMA 200-Hari untuk Dua Hari Berturut-turut

IHSG bergerak di atas Simple Moving Average (SMA) 200-hari untuk dua hari berturut-turut. Namun dua hari tersebut, pergerakannya tipis dan belum meyakinkan. Secara teknis, tren indeks sudah berubah menjadi bullish, tapi indeks perlu menunjukkan kenaikan yang mengesankan untuk memperkuat tren.

Target sisi atas terdekat yang bisa dicapai indeks adalah 7.324,62 yang merupakan tertinggi 2025 yang diraih pada 23 Januari dan 7.530,55 (tertinggi 11 Desember 2024, lower high).

Untuk sisi bawah, SMA 200-hari di 7.141,50 menjadi support pertama yang bisa menopang penurunan indeks setelah average ini menjadi resistance yang kuat beberapa hari yang lalu. Namun jika ternyata kenaikan dua hari indeks di atas SMA ini hanya penembusan palsu, indeks bisa mengunjungi kembali 6.811,77 (terendah 9 Mei 2025).

Grafik Harian IHSG

IHSG

Emas FAQs

Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.

Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.

Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.

Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.

Menteri Keuangan AS Bessent: AS sudah jauh dalam perundingan perdagangan dengan India dan negara-negara Asia

Dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada hari Jumat, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump percaya bahwa proposal Uni Eropa tidak berkualitas baik, menurut Reuters
مزید پڑھیں Previous

USD: Investor Terus Mengevaluasi Kembali 'Keistimewaan AS' – Rabobank

US Treasuries tampaknya mendapatkan sedikit kenyamanan hari ini dari putusan Mahkamah Agung bahwa struktur unik Fed mungkin melindungi anggota dewan dari kemungkinan dipecat oleh Presiden, lapor analis Valas Rabobank, Jane Foley
مزید پڑھیں Next